BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Bidang kimia dibagi dalam dua kelompok besar yang disebut kimia anorganik dan kimia organik. Karena semua senyawa organik mengandung karbon, kimia organik dapat didefinisikan sebagai kimia karbon.
Kebanyakan senyawa organik memiliki senyawa kovalen, senyawa anorganik, terutama terutama garam, diikat oleh ikatan ion. Walaupun ada senyawa anorganik yang beikatan kovalen seperti H2O, HCl, B2H6, SO2, NH3, dan PCl3, ikatan kovalen adalah ciri khas senyawa karbon. Selain karbon, masih ada beberapa unsur ( silikon, boron dan belerang ) yang diketahui berikatan kovalen dengan sesamanya untuk membentuk rantai pendek atau cincin, tetapi karbon jauh lebih mudah melakukan hal ini. Kemampuan karbon beikatan dengan atom karbon lain membentuk rantai yang tak terhingga menyebabkan sangat beragamnya senyawaan organik. Umumnya perbedaan yang dapat diamati antara senyawa organik dan anorganik disebabkan oleh sifat ikatan kovalen pada karbon.
1.2 TUJUAN
- Mengenal perbedaan antara senyawa ion dengan senyawa kovalen
- Mempelajari bagaimana jenis ikatan dan struktur molekul langsung mempengaruhi sifat senyawa
- Membandingkan sifat fisik dan kimia beberapa isomer
- Mengenal senyawaan organik
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 TEORI
Penemuan elektron oleh Thomson pada tahun 1897 memberikan dasar kepada teori elektron untuk ikatan. Pada tahun 1916 kossel dan juga lewis dalam bentuk yang lebih umum berpendapat bahwa antaraksi antara elektron kulit luar ( valensi ) dari atomlah yang bertanggung jawab atas pengikatan atom menjadi satu. Kossel mengusulkan bahwa sebuah elektron ( atau beberapa elektron ) dapat dipindahkan dari satu atom ke atom lainnya untuk mendapatkan dua ion dengan muatan berlawanan. Tarik menarik antara ion menyebabkan adanya ikatan ( teori dualisme ).
Garam anorganik natrium klorida merupakan contoh ikatan ion. Sebuah atom natrium memindahkan elektron kulit luarnya ke atom klor untuk menghasilkan sebuah ion natrium positif dan ion klor negatif. Proses perpindahan elektron ion ini menguntungkan karena ion klorida sekarang memiliki elektron oktet seperti gas mulia argon, dan ion natrium menyerupai neon dalam konfigurasi elektronnya.
Na + Cl Na+ Cl–
Tetapi teori kossel tidak berjalan cukup jauh. Teori ini cukup untuk banyak senyawa anorganik yang melibatkan atom logam dan bukan non logam, akan tetapi sebagian besar bahan organik tak mengion tak dapat dicakupnya. Lewis dapat memberikan keterangan yang lebih umum. Ia mengajukan gagasan bahwa elektron valensi dari atom yang berantar aksi dapat dialihkan atau dapat dikuasai bersama.
Segi penting dari teori Lewis adalah gagasan bahwa atom dalam molekul dapat mempunyai elektron valensi dengan konfigurasi gas mulia yang menguntungkan dengan cara berbagi elektron. Gejala ikatan kovalen yang berlaku bagi sebagian besar senyawa kimia sering disebut ikatan kimia. (S.H. Pine, 1988. kimia organik 1,ITB)
Ikatan kimia adalah daya tarik-menarik antara atom yang menyebabkan suatu senyawa kimia dapat bersatu. Macam-macam ikatan kimia yang dibentuk oleh atom tergantung dari struktur elektron atom. Misalnya, energi ionisasi dan kontrol afinitas elektron dimana atom menerima atau melepaskan elektron. Ikatan kimia dapat dibagi menjadi dua kategori besar : ikatan ion dan ikatan kovalen(Brady, 1999). (www.PERBANDINGAN SIFAT SENYAWA ION DAN SENYAWA KOVALEN « Annisanfushie’s Weblog.htm)
Sebuah ion adalah sebuah atom atau segolongan atom yang terikat secara kovalen yang mempunyai muatan listrik. Jika muatannya positif, ion tersebut disebut kation, jika muatannya negatif, ionnya disebut anion. Suatu ikatan ion adalah gaya tarik menarik elektrostatik antara ion-ion yang berlawanan muatan.
Macam – macam kation : Na+, K+, Ca2+, +NH4
Macam – macam anion : Cl–, Br–, –OH
Apabila persenyawaan ion dilarutkan ke dalam air, ion-ionnya akan dikelilingi oleh molekul air karena gaya tarik menarik yang kuat antara ion yang bermuatan dan molekul air. Pada waktu melarut, ion-ion akan memisah atau terdisosiasi satu dari lainnya. Berbeda dengan senyawa kovalen. Bila dilarutkan, molekul dari kebanyakan senyawa kovalen tidak memisah seberapa pun besarnya. Misalnya bila metanol dilarutkan dalam air, atom hidrogen dan atom oksigen tetap terikat ke atom karbon seperti dalam keadaan murni. ( R.J dan J.S. Fessenden,1997. Dasar-Dasar Kimia Organik, Jakarta)
Ikatan kovalen terbentuk dari terbaginya (sharing) elektron di antara atom-atom. Dengan perkataan lain, daya tarik-menarik inti atom pada elektron yang terbagi di antara elektron itu merupakan suatu ikatan kovalen (Brady, 1999). (www.PERBANDINGAN SIFAT SENYAWA ION DAN SENYAWA KOVALEN « Annisanfushie’s Weblog.htm)
Perbedaan Antara Senyawa Kovalen Dan Senyawa Ion
Perbedaan sifat fisik yang paling menonjol diantara senyawa kovalen dan senyawa ion biasanya ialah titik leleh, kelarutan, dan penghantaran listrik. Ketiga perbedaan ini antara lain disebabkan oleh kekuatan ion.
Tabel 1. Perbandingan senyawa kovalen dan senyawa ion
Senyawa kovalen | Senyawa ion |
|
Kekuatan ikatan di antara partikel menyebabkan perbedaan titik leleh senyawa kovalen dan senyawa ion. Gaya tarik Van Der Waals yang ada diantara molekul dalam senyawa kovalen jauh lebih lemah dibanding dalam ikatan senyawa. Karena itu, hanya sedikit energi ( satu kalor atau lebih rendah ) yang diperlukan oleh molekul dari senyawa kovalen untuk merusak keadaan padatnya yang teratur dan berubah menjadi keadaan cair yang lebih acak. Dengan kata lain, senyawa kovalen meleleh pada suhu yang lebih rendah dibanding garam. Yang yang sama juga berlaku untuk titik didih, hampir semua senyawa kovalen mendidih pada suhu yang lebih rendah dibanding senyawa ion. Polimer berbobot molekul tinggi ( plastik, protein, pati dll. ) yang mengandung banyak ikatan kovalen, tentunya memiliki titik didih yang sangat tinggi, tetapi kebanyakan terurai menjadi molekul yang lebih kecil jauh sebelum titik didih tercapai.
SENYAWA KOVALEN SENYAWA ION
MOLEKUL………………….MOLEKUL ION………………………..ION
↑ ↑
Ikatannya lemah Ikatannya kuat
Gambar 1. Kekuatan ikatan relatif di antara partikel dalam senyawa kovalen dan senyawa ion
Umumnya, senyawa ion larut dalam air karena molekul air yang polar membentuk ikatan nisbi polar dengan ion. Disini oksigen yang negatif dari molekul air berikatan dengan kation (M+) dan sisi hidrogen yang positif berikatan dengan anion (X–) sebagaimana dalam gambar berikut ,
H H H
δ+ H O H H H O H
H H O M+ O O H X– H O
O H O H H O
δ– H H H
molekul air solvasi kation oleh air solvasi anion oleh air
yang polar
Jika jumlah ikatan antara molekul air dan sebuah anion meningkat, ikatan diantara ion meningkat, ikatan diantara ion dan ion-ion di sebelahnya dalam struktur kristal melemah dan akhirnya ion yang terdehidrasi dibebaskan ke dalam larutan. Senyawaan kovalen larut dalam pelarut non polar ( misalnya karbon tetraklorida, kloloform, heksana, dan hidrokarbon lainnya, serta eter ) tetapi tidak dalam air, kecuali molekulnya, mampu berikatan hidrogen dengan air. Senyawa organik yang mengandung oksigen dan ( senyawa nitrogen seperti amina dan amida yang bobot melekulnya rendah ) dengan empat karbon atau kurang, biasanya larut dalam air karena adanya ikatan hidrogen yakni sebagai berikut ;
H H
H O H O H-O
CH3 O H CH2 O H O CH3 C CH3
Metil alkohol formaldehida aseton
Rantai dan cincin dari atom karbon
Unsur karbon sangat unik karena dapat berikatan dengan sesamanya membentuk senyawaan rantai dan cincin yang mantap, n-heksana, C6H12 dan sikloheksana, C6H12, adalah contoh molekul rantai dan cincin dengan 6 karbon.
CH2-CH2
H3C-CH2-CH2-CH2-CH2-CH3 CH2 CH2
n-Heksana CH2-CH2
sikloheksana
struktur rantai cincin
rantai yang lebih panjang didapati pada dekana, C10H22, minyak mineral ( campuran hidrokarbon dengan molekul yang lebih besar dari C20H42), bahkan sampai n– hektana, C100H202.
Isomer
Isomer adalah molekul –molekul yang mempunyai rumus molekul yang sama tetapi strukturnya berbeda ( atau susunan atomnya dalam molekul berbeda). Keisomeran biasanya lazim dijumpai diantara senyawaan karbon, tetapi jarang ditemui dalam senyawaan kovalen lainnya dan senyawaan ion, isomer – isomer biasanya berbeda sifat fisik dan kimianya.
O-diklorobenzena dan P-diklorobenzena , C6H4Cl2, adala sepasang isomer. n-butil alkohol, t-butil alkohol dan dietil eter semuanya adalah isomer dengan rumus molekul C4H10O, karena n-butil dan t-butil alkohol adalah anggota dari keluarga alkohol ( dicirikan oleh gugus OH ) kebanyakan sifatnya serupa. Tetapi dietil eter adalah anggota dari keluarga eter, yang dikenali melalui oksigen yang terikat pada dua gugus karbon dan sifatnya sangat berbeda. (Team Teaching, 2010. Penuntun praktikum kimia organik I, UNG)
2.2 KARAKTERISTIK BAHAN
Nama bahan | Wujud | Titik leleh |
Naftalen | Padat | 79-81 oC |
p-diklorobenzena | Cair | 52-54 oC |
NaCl | Padat | 801 – 804 oC |
MgSO4 | Padat | 1124 oC |
KI | Padat | 681oC |
Isopropil alkohol | Cair | |
H2O | Cair | 0 oC |
n– heksana | Cair | |
Sikloheksana | Cair | |
t dan n-butil alkohol | Cair | |
Dietil eter | Cair | -116,30C |
BAB III
METODE
3.1 ALAT DAN BAHAN
3.1.1 Alat
Pipet, batang pengaduk, kaca arloji dan
Gelas ukur tabung reaksi dan rak tabung reaksi
Penangas, termometer, statif dan klem tabung kapiler
Gelas kimia, minyak kelapa
3.1.2 Bahan
Naftalein n – heksan
2- propanol n – butil alkohol
Dan tissue
kalium iodine, KI natrium klorida, NaCl
Magnesium sulfat, MgSO4 p(para) – diklorobenzena, C6H4Cl2
3.2 PROSEDUR KERJA
3.2.1 Senyawa kovalen
sampel
m |
- Ø Alat tabung Kapiler
- Ø Memasukkan serbuk ke dalamnya dengan menekan ujungnya yang terbuka pada sampel
- Ø Kemudian membalikkan tabungnya dan diketuk-ketuk agar contoh bergerak ke dasar tabung. Dan memerlukan contoh setinggi 2 mm dalam tabung
- Ø Meletakan tabung pada thermometer dengan karet gelang dan menjajarkan ujung tabung dengan merkuri dari thermometer
- Ø Memanaskan di atas penangas air sedemikian agar suhu naik 10% per menit. Mengaduk air selama pemanasan
- Ø Mengamati contoh dari dekat dan mencatat suhu pada saat contoh mulai meleleh
Titik leleh naftalen = 79,6 °C
Titik leleh p-diklobenzena = 52,6 °C |
3.2.2 Senyawa Ion
Sampel
NaCl, MgSO4, KI |
- Ø Menggunakan buku arum untuk mendapatkan data titik leleh senyawa ion yang penting
NaCl = 801oC sampai 804oC
KI = 681oC MgSO4 = 1124oC |
3.2.3 Perbandingan Kelarutan
Sampel |
- Ø Masing-masing 6 tabung reaksi yang berisi 1 ml air, tambahkan satu macam senyawa (kira-kira seukuran butir kacang hijau)
- Ø Mengaduk, mengamati apakah senyawa tersebut larut
- Ø Menggunakan tabung reaksi yang kering
NaCl larut dalam air,tetapi tidak larut dalam pelarut n-heksan KI larut dalam air,tetapi tidak larut dalam pelarut n-heksan MgSO4 larut dalam air,tetapi tidak larut dalam pelarut n-heksan P-diklorobenzena tidak larut dalam air,tetapi larut dalam n-heksan Isopropyl alcohol larut dalam air dan larut pula dalam pelarut n-heksan |
3.2.4 Rantai dan cincin dari atom karbon
Sampel n-heksan dan sikloheksana |
- Ø Membandingkan sifat fisik (rupa dan bau)
- Ø Membandingkan viskositas dari sampel
- Ø Mengeluarkan tetesan senyawa tersebut dari pipet tetes
n-heksan baunya menyengat penampilan (wujud fisik, warna) cair, dan struktur molekulnya C6H14 Sikloheksan baunya menyengat penampilan (wujud fisik, warna) cair, struktur molekulnya C6H12 |
Isomer
n-butil dan t-butil |
- 1 ml alkohol masimg-masing dimasukan ke dalam tabung reaksi yang kering dan menambahkan sebutir natrium
- Mencatat laju pembentukan gelembung hydrogen
-
n-butil alkohol baunya menyengat/tidak identik kelarutan dalam air larut dan t- butyl alcohol baunya menyengat/tidak identik kelarutan dalam air larut Sesudah pengamatan ini buanglah alkohol yang tak bereaksi dan sisa natrium dalam wadah yang khusus yang telah di sediakan dalam ruang asam
n atau t– butyl alkohol dan eter |
- Ø Membandingkan bau di etil eter dan membandingkan dengan bau alkohol
- Ø Mengamati sifat kimia lainya terhadap pembakaran(atau reaksinya dengan oksigen
- Ø Meletakan beberapa tetes eter dengan mendekatkan spatula pada nyala pembakar Bunsen
- Ø Mencatat beberapazat menghilang
- Ø
n atau t– butyl alcohol baunya menyengat dan eter baunya menyengat Melakukan duplo
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 HASIL PENGAMATAN
Perbandingan titik leleh
- Ø Senyawa kovalen
Contoh | Titik leleh, oC | |
Pengamatan | Buku acuan | |
Naftalena
p- diklorobenzena |
79,6 oC
52,6 oC |
79 – 81 oC |
- Bandingkan bau naftalena dan p-diklorobenzena:
Jawab : Bau naftalena adalah harum
Bau p-diklorobenzena adalah menyengat, namun yang lebih menyengat adalah naftalena.
- Apakah anda pernah mencium bau ini sebelumnya ?
Jawab : Pernah
- Apakah kegunaan dari kedua senyawa itu ?
Jawab : Pengharum baju,insektisida dan pembersih lumut
- Ø Senyawa Ion
Titik leleh NaCl 801- 804 0C
KI 681 0C
MgSO4 1124 0C
- Mengapa titik leleh senyawa ion jauh lebih tinggi dibanding senyawa kovalen ?
Jawab : karena adanya kekuatan ikatan ion
- Uraikan kegunaan penting dari KI dan MgSO4. 7H2O
Jawab : kegunaan dari KI yaitu sebagai obat dan fotografi dalam dunia farmasi dan dalam praktikum digunakan sebagai sampel.
`
Perbandingan Kelarutan
Mencatat kelarutan senyawa (larut sempurna, sebagian atau tak larut). Dan untuk senyawa yang larut dan tak larut sebagian, partikel apa yang ada dalam larutan.
Senyawa | Air (Larut/tak larut) | n-heksan (Larut/tak larut) | Partikel dalam larutan: ion/molekul |
|
Larut
Larut Larut Tidak Larut Larut |
Tidak Larut
Tidak Larut Tidak Larut Larut Larut |
Ikatan Ion
Ikatan Ion Ikatan Ion Ikatan Kovalen Ikatan Kovalen |
- Apakah senyawa ion yang larut dalam n-heksan?
Jawab: Tidak ada
- Apakah ada senyawa kovalen yang larut dalam air? Jelaskan jawaban anda berdasarkan keadaan ikatannya.
Jawab: Ya ada, isopropil. Karena isopropil dapat membentuk ikatan hidrogen dengan air, sehingga larut.
- Uraikan peranan air dalam melarutkan satu senyawa ion
Jawab: senyawa ion larut dalam air karena molekul air yang polar membentuk ikatan nisbi polar dengan ion. Disini oksigen yang negatif dari molekul air berikatan dengan kation (M+) dan sisi hidrogen yang positif berikatan dengan anion (X–)
Rantai dan Cincin dari Atom Karbon
Sifat | n-heksana | Sikloheksana |
|
Menyengat
Cair warna bening C6H14 |
Menyengat
Cair warna bening C6H12 |
- Gambarlah Struktur molekul n-heksana
Jawab: CH3-CH2-CH2-CH2-CH2-CH3
- Gambarlah salah satu komponen minyak mineral
Jawab: CH3-CH2-CH2-CH2-CH2-CH2-CH2-CH2-CH2-CH2-CH2-CH2-CH2-CH2-CH2-CH2-CH2-CH2-CH2-CH3 (C20H42)
- Bagaimana hubungan kekentalan dengan panjang rantai?
Jawab: semakin panjang atom karbonnya maka Viskositasnya makin besar
Isomer
Sifat | n-butil alkohol | t-butil alkohol |
|
Menyengat/tidak identik
Larut CH3-CH2-CH-OH – |
Menyengat/tidak identik
Larut CH3-CH-CH3 OH – |
Sifat | n-atau t-butil alkohol | eter |
|
Menyengat/tidak identik
CH3-CH-CH3 OH – |
Menyengat
R – O – R – |
3.2 PEMBAHASAN
Perbandingan titik leleh
Dari hasil percobaan perbandingan titik leleh senyawa kovalen, dengan memanaskan senyawa seperti naftalena, maka didapatkan beberapa perbedaan pada perbandingan titik leleh. Adapun untuk naftalena, kisaran titik lelehnya yaitu antara 79,6oC sampai 81oC. Jauh berbeda dengan literatur titik lelehnya yaitu 600C sampai 1100C. Perbedaan perbandingan titik leleh hasil percobaan dengan literatur titik leleh disebabkan : ketidaktepatan penelitian yang dilakukan saat percobaan, ketidaktepatan data hasil percobaan, saat pencucian tabung reaksi yang akan digunakan masih ada zat yang tersisa (belum benar-benar bersih).
Titik leleh senyawa ion jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan senyawa kovalen, hal ini disebabkan oleh ikatan antara ion-ion dengan gaya elektrostatis sangat kuat dengan susunan kristal yang tertentu dan teratur.
Data yang telah didapatkan dari literatur tentang titik leleh senyawa ion adalah sebagai berikut :
– NaCl mencair pada kisaran suhu 801oC sampai 804oC
– KI meleleh pada suhu 681oC
– MgSO4 meleleh pada suhu 1124oC
Perbandingan Kelarutan
Dari data perbandingan kelarutan antara senyawa ion dengan senyawa kovalen diperoleh bahwa MgSO4 larut dalam pelarutnya (air) tetapi dalam senyawa n-heksan tidak larut. Begitu pula untuk senyawa-senyawa NaCl dan KI yang juga larut dalam air dan tidak larut dalam senyawa n-heksan. Hal ini menandakan bahwa senyawa-senyawa ion larut dalam pelarut polar karena dipol-dipolnya yang tidak saling meniadakan dan sukar larut dalam n-heksan sebagai pelarut non polar akibat dari dipol-dipolnya yang saling meniadakan. Meskipun demikian, ada juga senyawa ion yang larut dalam pelarut non polar. Untuk senyawa kovalen pada umumnya larut dalam pelarut non polar dan sedikit yang larut dalam air, misalnya isopropil alkohol yang tampak keruh pada larutan n-heksan. Dari hasil pengamatan, naftalena tidak larut dalam air tetapi larut hanya dalam n-heksan.
Isomer
Dalam hal ini membandingkan n-butil alkohol dan t-butil alkohol dalam hal sifat senyawa tersebut yaitu bau ( keduanya menyengat ), kelarutan dalam air ( keduanya larut ), yang berbeda hanayalah struktur molekulnya, CH3-CH2-CH-OH (n-butil alkohol) dan CH3-CH-CH3 ( t-butil alkohol ). Selanjutnya membandingkan
OH
Antara n-atau t-butil alkohol dengan eter dari segi bau, keduanya menyengat dan dari struktur molekulnya eter yaitu R-O-R sedangkan n- atau t-butil alkohol yakni
CH3-CH2-CH-OH.
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah :
Ikatan ion terbentuk jika terjadinya perpindahan elektron di antara atom untuk membentuk partikel yang bermuatan listrik dan mempunyai daya tarik-menarik. Daya tarik menarik di antara ion-ion yang bermuatan berlawanan merupakan suatu ikatan ion. Ikatan kovalen terbentuk dari terbaginya (sharing) elektron di antara atom-atom. Dengan perkataan lain, daya tarik-menarik inti atom pada elektron yang terbagi di antara elektron itu merupakan suatu ikatan kovalen (Brady, 1999).
Ikatan ion adalah ikatan antara ion positif dan negatif. Atom yang melepaskan elektron akan menjadi ion positif, sebaliknya yang menerima akan menjadi ion negatif.
Sifat Senyawa Ion
Beberapa sifat senyawa ion yang penting adalah sebagai berikut: larutan atau leburannya dapat menghantarkan arus listrik, mempunyai titik leleh dan titik didih yang tinggi, sangat keras dan getas, pada umumnya larut dalam pelarut polar dan tidak larut dalam pelarut non polar (Baroroh, 2004).
Sifat Senyawa Kovalen
Sifat-sifat senyawa kovalen antara lain kebanyakan menunjukkan titik leleh rendah, pada suhu kamar berbentuk cairan atau gas, larut dalam pelarut non polar dan sedikit larut dalam air, sedikit menghantarkan listrik, mudah terbakar dan banyak yang berbau (Syukri, 1999). (www.PERBANDINGAN SIFAT SENYAWA ION DAN SENYAWA KOVALEN « Annisanfushie’s Weblog.htm)
5.2 KEMUNGKINAN KESALAHAN
- Kesalahan dalam mencampur larutan (takaran masing – masing)
- Ketidak pahaman dalam menentukan persenyawaan yang mana ikatan kovalen dan mana yang berikatan ion ( pada senyawa tertentu )
- Kesalahan dalam mengamati kelarutan, titik leleh dan bau senyawa
JAWABAN PERTANYAAN PRAKTIKUM (PRA DAN PASCA PRAKTIKUM )
Soal !
- Mengapa air disebut molekul polar? Jelaskan sifat dwi kutubnya berdasarkan bentuk molekulnya!
- Sebutkan beberapa perbedaan senyawa ionik dengan senyawa kovalen!
- Gambarkan struktur isomer dengan rumus C3H6Cl, gambarkan setiap ikatan dengan tanda garis. Apakah setiap isomer mempunyai jumlah ikatan sama? Berapa jumlahnya?
- Sebutkan dari persenyawaan berikut yang mempunyai ikatan ion dan mana yang memiliki ikatan kovalen ; MgCl2, C4H10, CO2, LiO, C3H8, PCl3, HCl.
- Ramalkan mana dari senyawa di atas yang menunjukan titik leleh tertinggi dan yang terendah!
Jawaban
- karena molekul air yang polar membentuk ikatan nisbi polar dengan ion. Disini oksigen yang negatif dari molekul air berikatan dengan kation (M+) dan sisi hidrogen yang positif berikatan dengan anion (X–) sebagaimana dalam gambar berikut ,
H H H
H O H H H O H
O M+ O O H X– H O
H O H H O
H H H
solvasi kation oleh air solvasi anion oleh air
- Tabel 1. Perbandingan senyawa kovalen dan senyawa ion
Senyawa kovalen | Senyawa ion |
|
- CH3 – CH2 = CH –C l
Isomer : CH3 – C = CH2 CH = CH2 – CH3
Cl Cl
Setiap Isomer jumlah ikatannya sama. Yaitu 4.
- Persenyawaan ; MgCl2, C4H10, CO2, LiO, C3H8, PCl3, HCl
Ikatan kovalen : HCl, PCl3, C4H10, C3H8, CO2
Ikatan ion : MgCl2, LiO
- Senya wa ; MgCl2, C4H10, CO2, LiO, C3H8, PCl3, HCl
Titik leleh tertinggi : MgCl2
Titik leleh terendah : CO2
DAFTAR PUSTAKA
Team Teaching, 2010. Penuntun Praktikum Kimia Organik 1, UNG: Gorontalo
R.J dan J.S. Fessenden,1997. Dasar-Dasar Kimia Organik, Universitas Trisakti : Jakarta
S.H. Pine, 1988. Kimia Organik 1, ITB : Bandung
www.PERBANDINGAN SIFAT SENYAWA ION DAN SENYAWA KOVALEN « Annisanfushie’s Weblog.htm
Fessenden & Fessenden, 1986. Kimia Organik Edisi Ketiga Jilid 1. Jakarta : Erlangga